Sunday 9 December 2012

Kalam Al-Habib Zain bin Ibrahim Bin Sumaith

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam semesta. Saya memohon kepada Allah agar dianugerahi keterbukaan yang jelas, serta keyakinan dan kemampuan yang sempurna. Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, Raja Yang Maha Benar dan Maha Pemberi penjelasan. Dan saya bersaksi pula bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, yang jujur dan terpercaya, dan yang berkata,
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk menjadi baik, maka Allah akan menjadikannya orang yang memahami agama.”
Kemudian shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepadanya, keluarga dan para sahabatnya, seluruh Nabi dan Rasul, serta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikut mereka hingga hari kiamat.
Amm ba’d. Ini adalah risalah singkat yang memuat kewajiban-kewajiban keagamaan yang terdiri dari ilmu tentang Islam, Iman dan Ihsan, yang disebutkan dalam hadits Jibril AS, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya, dari Umar bin Al-Khatthab RA, yang diketahui oleh seorang mukallaf, dan yang buahnya akan kembali kepada dirinya. Sayyid Al-Imam Syaikhul Islam Abdullah bin Alwi bin Muhammad Alhaddad RA berkata, “Saya ingin menjelaskan dalam suatu risalah yang menyeluruh tentang hadits Jibril saat datang menemui Nabi SAW yang saat itu sedang berada di tengah-tengah para Sahabatnya. Nabi SAW berkata sesudah Jibril keluar, ‘Dia adalah Jibril yang datang kepadamu sekalian untuk mengajarkan kepadamu tentang agamamu.’ “
Makna ucapan Nabi SAW ini merupakan isyarat bagi pemberian ijin untuk mengumpulkan apa yang dapat kita capai dengan ilmu kita yang dangkal dan pemahaman kita yang pendek, yang dapat merupakan penjelasan terhadap kandungan hadits tersebut diatas. Karena itu kami memohon kepada Allah agar Dia melapangkan dada kami, dan memudahkan segala urusan kami. Sesungguhnya Dia Maha Agung, Maha Pengampun, Maha Penyantun, lagi Maha Menerima Syukur.
Kami awali uraian kami dengan menjelaskan sebuah hadits dengan mengatakan,
“Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khatthab RA, beliau berkata, ‘Pada suatu hari, di saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba muncullah seorang laki-laki yangsangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, dan tidak terlihat bekas-bekas bahwa dia datang dari jauh, dan tidak ada seorang pun diantara kami yang mengenalinya, sampai dia duduk di depan Nabi SAW, dan menempelkan kedua lututnya dengan kedua lutut Nabi, seraya meletakkan kedua telapak tangannya di kedua paha beliau. Kemudian dia berkata, ‘Ya Muhammad, jelaskan kepadaku tentang Islam?’
Rasulullah SAW menjawab, ‘Islam ialah hendaknya angkau bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah rasul-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji jika engkau mampu.’
LAki-laki itu berkata, ‘Engkau benar’. Maka kami pun merasa heran terhadap laki-laki itu, dia bertanya tapi dia juga membetulkan (jawabannya). Selanjutnya dia berkata, ‘Terang pula kepadaku tentang Iman?’
Rasulullah SAW menjawab, ‘Iman ialah hendaknya engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada taksir baik dan buruknya.’
‘Engkau benar’, kata laki-laki itu. Seterusnya dia berkata, ‘Jelaskan kepadaku tentang Ihsan?’
NAbi SAW menjawab, ‘Ihsan ialah hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.’
Laki-laki itu berkata, ‘Jelaskan pula kepadaku tentang hari kiamat?.’
Nabi SAW menjawab, ‘Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.’
Laki-laki itu berkata lagi, ‘Katakan kepadaku tentang tanda-tandanya (kiamat)?’
Nabi SAW menjawab, ‘(Tanda-tandanya ialah) jikaseorang budak perempuan telah melahirkan tuannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, papa, dan penggembala kambing, berlomba-lomba membangun rumah-rumah yang tinggi.’
Kemudian laki-laki itu meninggalkan kami dan hilang begitu saja. Lalu Nabi SAW berkata, ‘Wahai Umar, tahukah engkau siapakah laki-laki yang bertanya tadi?’
‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu,’ jawabku.
Nabi SAW berkata, ‘Dia adalah Jibril yang datang kepada kamu sekalian untuk mengajarkan kepadamu tentang agamamu.’ “   (HR. Muslim)
Hendaknya diketahui bahwa hadits tersebut, selain memuat 3 rukun agama, yaitu rukun Islam, Iman dan Ihsan, juga memuat jenis-jenis ilmu ketiga rukun agama tadi.
  1. Ilmu figih, yaitu ilmu tentang hukum-hukum syariat yang diwajibkan oleh Allah untuk dilaksanakan oleh kaum muslim dan muslimat.
  2. Ilmu tauhid, yaitu hal-hal yang wajib diyakini oleh seorang mukallaf (orang yang telah dewasa yang wajib menjalankan hukum agama), yang terdiri dari ketuhanan, kenabian, dan hal-hal yang sam’iyyat (masalah-masalah ghaib).
  3. Ilmu tasawuf, yaitu ilmu akhlak batin yang merupakan hal-hal yang menyelamatkan, wajib dijadikan hiasan oleh seorang hamba, dan hal-hal yang merusakkan yang mesti ditinggalkan.
Ketiga ilmu ini wajib dituntut dan dimiliki oleh setiap mukallaf, tanpa ada keringanan untuk meninggalkannya. RAsulullah SAW bersabda, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.”
Beliau juga bersabda, “Carilah ilmu walaupun ke negeri Cina.”
Dan ini adalah jalan-jalan yang sederhana dalam menuntut ilmu-ilmu tersebut, dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang sangat jelas, agar mudah dipelajari oleh para pemula, baik anak-anak lelaki maupun perempuan.
Kepada Allah jualah kami memohon petunjuk agar memperoleh kekuatan dan hidayah menuju jalan yang benar. Cukuplah Allah sebagai tempat berlindung dan meminta petunjuk dan pertolongan, dan Dialah sebaik-baiknya tempat berlindung dan meminta pertolongan. Tiada tuhan selain Dia dan kepada-Nya kita akan kembali.
["Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ihsan, Secara Terpadu", Habib Zain Bin Sumaith, Penerbit Al-Bayan

No comments: